Merti Komboran, Merawat Situs Sejarah di Tengah Maraknya Situs Online

merti-komboran-kelurahan-budaya-kricak

Kelurahan Budaya Kricak pada minggu (29/9) menyelenggarakan acara merti "Komboran" dengan serangkaian acara yang dimulai dengan kirab bregodo, penampilan berbagai kesenian seperti : tari, jathilan, karawitan dan sendratari Sang Herucokro yang mengisahkan sejarah singkat perjuangan P.diponegoro kemudian ditutup dengan prosesi merti komboran yang dipimpin oleh Sumirat selaku penggiat dan pelaku seni Kelurahan Kricak.

Hadir dalam acara tersebut wakil walikota Yogyakarta Drs.Heroe Poerwadi, M.A, Dinas Kebudayaan Provinsi DIY dan Kota, Utusan Camat Tegalrejo, Babinsa Tegalrejo, Kapolsek Tegalrejo, Ketua RW dan RT se Kelurahan Kricak serta tamu undangan.

Dalam kesempatan ini wakil walikota menyampaikan pesan kepada generasi muda di kelurahan Kricak dan sekitarnya, dengan adanya merti komboran ini diharapkan mampu mewarisi semangat juang dan membangun wilayahnya, sebagaimana para pendahulunya pada masa kerajaan dan kemerdekaan.

Sebagaimana telah diketahui bahwa kelurahan Kricak pada masa lalu merupakan basis para pendukung/pasukan Pangeran Diponegoro yang telah dengan berani melakukan perlawanan kepada penjajah Belanda. Itu terbukti dengan adanya beberapa situs komboran / tempat minum kuda-kuda milik P.Diponegoro yang terdapat dibeberapa tempat diwilayah Kelurahan Kricak.

Selain itu, wakil walikota juga mengharapkan untuk selalu nguri-uri seni tradisi dan budaya sekaligus mengeksploitasinya sehingga akan menambah kekayaan seni dan budaya yang secara tidak langsung akan berdampak pada pesatnya kunjungan wisata di kota Yogyakarta. Terlebih lagi karena status Kricak yang telah menjadi sebagai Kelurahan Budaya, sehingga sudah sehingga sudah sepatutnya mengadakan event-event yang berbasis budaya.


Untuk itu, Joko Hariyanto selaku ketua Kelurahan Budaya Kricak mengharapkan partipasi masyarakat dan pamong, pemangku jabatan di wilayah Kelurahan Kricak untuk turut aktif berperan serta dalam setiap agenda kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan seni tradisi dan budaya agar tetap terjaga dari generasi ke generasi.


Pada sambutannya, Lurah Kricak M.Ikhwan Pribadi,S.IP juga menceritakan singkat sejarah perjuangan P.Diponegoro dan pasukan Bulkiyo semasa penyerangan Belanda ke ndalem Tegalrejo, kemudian P.Diponegoro menunggu kuda tunggangannya cukup lama sebelum akhirnya dapat meloloskan diri dari serangan Belanda. Kemungkinan besar, beberapa kuda utama dan pasukannya digembalakan di wilayah di Kricak dan itu terbukti banyaknya situs komboran yang berada di wilayah Kricak.

Pada akhir prosesi merti "Komboran" Heroe Purwadi memecahkan kendi yang sebelumnya digunakan untuk mencuci komboran sebagai tanda telah usai seluruh prosesi gelaran acara merti komboran Kelurahan Budaya Kricak tahun 2019 ini. Kegiatan merti Komboran ini dalam rangka merawat situs sejarah di tengah maraknya situs online.


Video Trailer Sendratari Herucokro (P.Diponegoro)



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Merti Komboran, Merawat Situs Sejarah di Tengah Maraknya Situs Online"

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan, tidak mengandung SARA. Komentar akan kami moderasi lebih dahulu. Terimakasih.