Beberapa pasukan Belanda terlihat tidak mampu mengalahkan dan menandingi kemampuan berperang Pangeran Diponegoro yang hanya seorang diri. Penggalan dari adegan sendratari "Sang Herucokro" yang diperankan oleh warga Kelurahan Kricak.
"Bermula ketika melihat penindasan dan perlakuan rakyatnya yang tidak manusiawi serta pemberlakuan kebijakan sewa tanah oleh penjajah Belanda. Pangeran Diponegoro kemudian marah dan ingin melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Selama masa perang, kurun waktu 1825-1830, Belanda tidak mampu mengalahkan P.Diponegoro, sehingga melakukan berbagai macam cara untuk dapat mengalahkan dan menangkap P.Diponegoro dengan cara hina dan licik".
"Bermula ketika melihat penindasan dan perlakuan rakyatnya yang tidak manusiawi serta pemberlakuan kebijakan sewa tanah oleh penjajah Belanda. Pangeran Diponegoro kemudian marah dan ingin melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Selama masa perang, kurun waktu 1825-1830, Belanda tidak mampu mengalahkan P.Diponegoro, sehingga melakukan berbagai macam cara untuk dapat mengalahkan dan menangkap P.Diponegoro dengan cara hina dan licik".
Demikian penggalan sinopsis yang disampaikan oleh narator Hery Prasetya dalam sendratari "Sang Herucokro" pada Pentas Seni Kecamatan Tegalrejo, sabtu (12/10) untuk memperingati HUT kota Jogja yang ke-263 dengan tajuk "Tegalrejo Kreatif Untuk Berprestasi".
Sendratari Sang Herucokro memukau penonton yang hadir pada malam itu dan ini merupakan penampilan kali ke 3 naskah yang disutradarai oleh Lurah Kricak M.Ikhwan Pribadi, S.IP dan dimotori oleh Joko Hariyanto selaku ketua Kelurahan Budaya Kricak.
Herucokro adalah nama lain dari pahlawan nasional Pangeran Diponegoro yang memiliki sejarah dan basis perjuangan di ndalem Tegalrejo. Terbukti adanya beberapa situs komboran (tempat minum kuda) milik P.Diponegoro dan pasukan perangnya yang tersebar di wilayah Kelurahan Kricak (khususnya). Menyaksikan sendratari Sang Herucokro seakan mengingatkan kembali sejarah masa lalu Tegalrejo.
Herucokro adalah nama lain dari pahlawan nasional Pangeran Diponegoro yang memiliki sejarah dan basis perjuangan di ndalem Tegalrejo. Terbukti adanya beberapa situs komboran (tempat minum kuda) milik P.Diponegoro dan pasukan perangnya yang tersebar di wilayah Kelurahan Kricak (khususnya). Menyaksikan sendratari Sang Herucokro seakan mengingatkan kembali sejarah masa lalu Tegalrejo.
Judul : Sang Herucokro
Sutradara : M.Ikhwan Pribadi, S.IP
Penulis Naskah : M.Ikhwan Pribadi S.IP & Hery Prasetya
Pimpinan Produksi : Joko Hariyanto
Pemain
Herucokro : Satria Nur Alam
Maduretno : Riska Novianti
Pengkhianat : Joko Hariyanto
Kapten Belanda : Pradypta Sevnandy
Pasukan Belanda :
- Bripka M.Tauchid, S.Psi
- M. Ady Suharyanto
- Yoppy Riskiade
- M.Bhisma
Prajurit Berkuda :
- Jefar Krita Yuga
- Ardaffa Tegar
- Imron Rifai
- Arka Dhipa Amrullah
- M.Cahyo
Penari :
- Naya
- Veny A
- Yolanda Iza N
- Katreen Jasmina Sekar S
- Katreena Rosea Sekar M
- Navella Celsea A
Rakyat :
- Reksa Adjie
- Bagus Yoga P
Gecul :
- Arinto Subeno
- Paryadi
Musik Pengiring :
- Kudho Satrio Jatimulyo
0 Response to "Sendratari Sang Herucokro Ingatkan Kembali Sejarah Tegalrejo"
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan, tidak mengandung SARA. Komentar akan kami moderasi lebih dahulu. Terimakasih.